Ambon, Marinyo.com– Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Pemerintah Provnsi Maluku menggelar webinar vaksinasi dewasa tingkatkan imun tubuh, Jumat (27/11/2020).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Drs. Samuel Huwae Kepala Dinas Kominfo Provinsi Maluku, Daud Samal, Kepala Seksi Surveilans dan imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, serta diiring oleh moderator dra Nureni Tuarita, Kepal Bidang keamanan informasi dan persandian Dinas Kominfo Maluku.
Dalam Webinar terebut, Kepala Dinas Kominfo Maluku, Samuel Huwae mengakui sampai sejauh ini masyarakat masih ada pada kekhawatiran dan kegelisahan, masih ada pada level yang melahirkan kecemasan baru apalagi ditengah pandemi Covid-19 yang diikuti vaksinasi.
Menurut Huwae, hal itu yang menjadikan Kementerian Kominfo di daerah provinsi maupun kabupaten/kota diberi tanggungjawab untuk menyampaikan seluruh pesan pemerintah kepada masyarakat, agar apa yang menjadi cita-cita bersama kesehatan ekonomi yang pulih dan bangkit bisa berjalan sesuai harapan.
Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku itu, mengutip pesan Presiden, Joko Widodo, Indonesia akan menuju langkah pemulian menyusul kepastian vaksin Covid-19 yang akan tiba pada akhir atau desember, merupakan pernyataan yang membuka harapan bangsa, bahwa ditengah Coid-19 pemerintah berusaha mengatasinya dengan kebijakan yang menggairahkan, harapan dan mengobati apa yang menjadi kecemasan di masarakat berkitan Covid-19.
“Ketika vaksin itu, kita mesti menjadi orang yang disiap di vaksinasi. Pemerintah tidak pernah hadir untuk menyakiti masyarakat, pemerintah hadir untuk memberi ruang mengatasi kecemasan, kepanikan, mengurangi tingkat resiko yang msi terus bertambah,”ucapnya.
Karena itu, menurutnya apa yang telah dikerjakan KPCPEN adalah sesuatu yang terus digelorakan, bahwa Covid-19 ada ekonomi tetap harus jalan.
“Covid tetap menjadi bagian dari proses menjadi wabah tetapi kita tidak boleh khawatir sebab kekhawtiran dan ketakutan ang berlebihan justru akan membuat kita semakin lemah dan tidak bisa menatap hari esok dengan seluruh karya-karya dan produktifitas kita yang lebih baik,”tandasnya.
Dari segi kesehatan, Daud Samal, Kepala Seksi Surveilans dan imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, mengatakan di Maluku pemberian vaksin akan diberikan pada kelompok 18-59 tahun.
“Perencanaan pelayanan vaksinasi, mulai dari pendataan sasaran, dengan jumlah penduduk 1,8 juta jiwa, sasaran umur 18-59 tahun kurang lebih 1,1 juta jiwa yang akan di vaknisasi,” ujarnya.
Adapu tujuan pemberian vaksin, kata dia untuk menurunkan kesakitan dan kematian diakibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara menyeluruh, menjaga produktifitas dan menimalkan dampak sosial dan ekonomi.
Dirinya tidak memungkiri akan terjadi Kejadian Ikatan Paska Imunisasi (KIPI), merupakan kejadian medik yang diduga berhubungan degan vaksin, kejadian ini dapat berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Apa saja reaksi KIPI yang mungkin terjadi setelah vaksinisasi Covid-19, jelasnya, karena vaksinasi adalah injeksi yang diberikan dosis 0,5 disuntik dengan intramoskular, maka akan muncul reaksi lokal seperti, neri, kemerahan, bengkak pada tempat suntkan.
“Reaksi sistemik seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), badan lemah, sakit kepala. Reaksi lain, seperti alergi misalna oedem, anafilaksis, pingsan,” jelas dia.
Untuk mencegah reaksi tersebut, pihaknya sudah menyiapkan tim atau petugas yang dilengkapi dengan KIPI KIP, merupakan perangkat yang didalamnya ada obat, alkahol, jarum suntik dan lainnya yang wajib dibawah oleh tim yang melakukan vaksinasi di lapangan. (DAS)
Komentar