Ambon, Marinyo.com- Danrem 151/Binaiya, Brigadir Jenderal TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw, melakukan tatap muka bersama wartawan di Kota Ambon.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Korem, Kamis (11/2021), merupakan rangkaian untuk mempererat tali silahturahmi di dalam perayaan Hari Pers Nasional (HPN).
“Saya sengaja barkumpul bersama wartawan ingin mengucapkan HPN semoga pers bisa lebih memberitakan berita yang berkualitas, dan bisa lebih profesional,”ujarnya.
Ia juga berharap, wartawan bisa menjadi penyampai aspirasi masyarakat, dan selalu bersingeri dengan Korem soal pemberitaan.
“Tujuan dari pelaksanaan mudah kegiatan ini bisa dilakukan setiap saat, sehingga bakudapa terus,”ucapnya.
Ia mengakui, wartawan memiliki pena lebih tajam dari peluru. Kalau satu peluru hanya bisa membunuh satu orang, tapi satu pena bisa membunuh ribuan.
“Karena itu wartawan dapat menggunakannya dengan sebaik mungkin, guna pembangunan negeri ini,”pintanya.
Pria asli Maluku ini, mengakui selama ini sudah membangun dua Gereja, dua Masjid, dan satu pura.
“Apa yang saya lakukan bukan sekedar berdasarkan agama, tetapi dari hati yang tulus,”cetusnya.
Putra asli Maluku ini, mengungkapkan kesedihannya melihat sejumlah daerah di Maluku masih tertinggal, salah satunya Suku Mausu Ane, yang masih primitif.
“75 tahun merdeka masih ada yang tidak tahu cara mandi, baca tulis, jadi sedih. Januari, saya ke Suku Mausu Ane meresmikan sekolah, bulan kemarin, ada tiga ruangan, akan dibangun ruang guru, WC, sekarang dalam proses.penyiapan kursin dan meja,”ucapnya
Dikatakan, pembangunan sekolah dilakukan agar masyarakat Maluku berkualitas.
“Di Jawa kalau bilang orang Ambon, melekat dengan depkoleptor, preman, Ini harus dirubah dengan membangun orang yang berkualitas. Makanya sumber daya manusia menjadi hal penring bagi saya, agar Maluku bisa cepat maju,”ungkapnya.
Hal yang perlu dilakukan lainnya, yaitu pembangunan jembatan gantung ketiga di Kilmury.
“Saya sudah sampai disana saya sudah lihat. Apapun yg bisa dilaksanakan kami akan laksanakan,” jelas Danrem.
Menurutnya, semua pembangunan yang dilakukan selama ini merupakan usaha sendiri.
“Ada banyak orang kaya di Maluku tetapi orang yang luar yang membantu, semua berasal dari kawan-kawan yang peduli melihat kita di Maluku,”tuturnya.
lulusan Akmil 1991 ini mengutarakan, untuk membangun maluku tidak gampang, karena memiliki tantangan lebih berat, jika dibandingkan papua, karena Maluku merupakan daerah berciri lepulaian untik itu perlu kerja nyata.
“Yang pastinya apa yang saya bisa, akan saya lakukan untuk membangun negeri terciinta ini,” tandas dia. (DAS)
Komentar