Ambon, Marinyo.com- Komisi II DPRD Maluku menduga ada ‘Mafia’ yang ikut bermain dalam kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah (Mitan) di Maluku.
Oleh karena itu, Komisi II mendesak aparat kopolisian dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk turut melakukan pengawasan yang ketat saat pendistribusian Mitan.
Anggota Komisi II, Azis Hentihu mengatakan, kelangkaan Mitan yang terjadi di sejumlah wilayah di Maluku, diduga karena ada ya permainan oleh pihak-pihak tertentu dengan mengalihkannya untuk kegiatan industri.
Hal ini diungkapkan Hentihu kepada wartawan di Baileo Rakyat, Karang Panjang, Selasa (19/01/2021), disela-sela skor rapat Komisi II bersama Pertamina dan sejumlah distributor.
Menurutnya, ada beberapa catatan dari rapat bersama Pertamina dan Agen, terkait kelangkaan Mitan, salah satunya selisih nilai jual, subsidi dan non subsidi.
Dimana, umumnya menjadi pemantik bagi pengusaha, agen, pangkalan sampai level paling bawah untuk melakukan spekulasi. Misalnya minyak subsidi dialihkan dan dijual untuk kepentingan industri.
“Sebagai contoh patut diduga, dan saya sudah sampaikan dalam rapat, misalnya ada pembangunan akses jalan Balai selain Pemda Maluku. Mitan bisa dingunakan sebagai bahan pengecor aspal, bayangkan disemua kabupaten/kota. Tadi saya menyampaikan dengan tegas ini patut diduga by desain, mungkin saja ada mafia yang biasa bermain, karena tumbuh masif,” tandas dia.
Kata Hentihu, hal Ini bukan inisiatif satu dua penjual, tetapi masif, dan sistimatis, dilakukan oleh mafia, yang terkoneksi komunikasi diatas mendesain modus kepentingan.
Ditanya mengenai tanggapan dari Pertamina, jelasnya perusahaan plat merah tersebut menjawab hanya menyiapkan kouta, dan masih ideal di Maluku, bahkan di bulan Desember 2020 dan Januari 2021 ada penambahan 5 sampai 10 persen.
“Semestinya Pertamina harus tahu bahwa kasus-kasus begini banyak, masalahnnya dimana. Kemudian ada hak dan kewajiban baik di level agen dan pelanggan. Apakah sudah ada panismen sebelumnya, tidak juga dijawab,”ucapnya.
Menindaklanjuti hal ini, pihaknya mengusulkan pembentukkan Panitia Khusus (Pansus), dan melakukan rapat bersama dari pihak Polda, Pertamina dan Disperindag, guna mengusut hal ini.
“Ini bagi beta patut diduga ada mafia yamg main, dan tadi diusulkan untuk membentuk Pansus,” tegas dia.
Hal yang sama juga disampaikan Fredy Rahakbuw. Dia menduga ada oknum-oknum tertentu yang ikut bermain dibalik kelangkaan Mitan di Maluku.
“Misalnya terjadi pembelian Mitan diluar standar HET. Jangan sampai ada yang ikut bermain dibalik kelangkaan BBM di sejumlah tempat. Saya mau katakan, jangan ada dusta diantara Pertamina dengan kita. Kalau itu terjadi demi rakyat kita akan berjuang,” ujar dia. (DAS)
Komentar