Ambon, Marinyo.com- Pernyataan Calon Bupati Seram Bagian Timur (SBT) Mukti Keliobas (MK) dalam rekaman audio yang viral di SBT beberapa waktu bahwa posisi wakil bupati tidak memiliki pengaruh apa-apa, ternyata mendapat kecaman dari Wakil Ketua Bapilu DPD PDI Perjuangan Maluku, Benhur Watubun.
Kepada wartawan, Kamis (19/11/2020) di ruang Fraksi PDI Perjuangan-DPRD Maluku, Watubun katakan, apa yang disampaikan Keliobas adalah titik dimana Keliobas menceburkan dirinya ke air laut, dan sama saja dia menghina dirinya sendiri.
“Bagi kami sebenarnya itu adalah titik dimana dia mencebur diri ke air laut, karena dia menghina dirinya sendiri. Apalagi pernyataannya bahwa beliau sudah mempraktekan itu selama kepemimpinan dia,” tandas Watubun.
Watubun tegaskan, bupati dan wakil bupati adalah satu paket dan mereka adalah bagian utuh dari sistim yang sudah diatur oleh undang-undang untuk sistim kepemimpinan di daerah.
“Jadi Tupoksinya jelas, Wakil Bupati melaksanakan tugas-tugas pengawasan dan atau tugas lain diberikan atau delegasikan oleh Bupati,” jelas dia.
Sayangnya lanjut Watubun, Keliobas menterjemahkan tugas wakil bupati sebagai “pembantu”, dan hal ini tentunya adalah sebuah penghinaan terhadap jabatan seseorang.
“Dia (Keliobas-red) tidak tahu bahwa dirinyalah yang membangun komitmen bersama dengan wakil bupati untuk membangun dengan rakyat SBT.
Sehingga dari aspek pemerintahan, wakil bupati sekarang dia mewarisi kegagalan yang dilaksanakan dalam kepemimpinan ini,” tandas Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini.
Masih kata Watubun, jika dilihat secara spesifik, maka akan muncul pertanyaan kenapa dia (Wakil Bupati Fachri Alkatiri) sekarang ini mengambil sikap untuk maju dalam perhelatan politik dengan mengambil posisi bupati?
Jawabannya adalah adalah wakil bupati tidak diberikan peran secara baik, dan tidak ada penghormatan etika nilai-nilai pemerintahan secara baik.
“Oleh karena itu, wakil mengambil sikap. Dan sikap ini kita sudah menyampaikan sejak awal, tidak boleh lagi diwarisi kepemimpinan seperti itu ketika pak Fachri dipercayakan menjadi pemimpin. Sebab bupati dan wakil bupati adalah dua kekuatan penting yang disatukan untuk membangun pemerintahan, masyarakat dan pelayanan publik kepada masyarakat SB,” ujar Watubun mengingatkan.
Karena itu bagi Watubun, jika pernyataan pak Mukti bahwa wakil itu sama seperti kemarin dia lakukan, maka itu sebuah penghinaan.
“Cara-cara seperti itu seharusnya tidak patut dilakukan seorang bupati kepada wakil bupati.Itu tidak mencerminkan etika pemerintahan. Dan kita lihat itu nampak di SBT, ujar dia. (DAS)
Komentar