Ambon, Marinyo.com- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Ditjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) menggelar Workshop Penguatan Kelembagaan, Pemantauan, Benchmarking dan Pembelajaran Antar Daerah dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penanganan Stunting di Indonesia.
Workshop dipusatkan di Kota Ambon, Maluku, tepatnya di Swissbell Hotel, Kamis (19/11/2020), dihadiri perwakilan dari 10 provinsi masing-masing Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sukawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dan ikut juga perwakilan dari 11 kabupaten/kota se-Maluku.
Dirjen Bangda Kemendagri, Hari Nur Cahya Murni saat membuka workshop mengatakan, Maluku menjadi salah satu prioritas sebagai lokasi penyelenggaraan workshop ini.
“Ada pertanyaan menarik dari ibu Gubernur Maluku kenapa memilih Maluku? Sebenarnya pilihannya ada 10 provinsi, tetapi saya sudah jatuh hati kepada Provinsi Maluku,” ungkap Dirjen.
Dirjen juģa mengajak para peserta agar dapat memanfaatkan waktu untuk mengunjungi spot-spot wisata di Kota Ambon dan beberapa wilayah di Maluku.
“Di Maluku ini, khususnya di sekitar kota ada pantai Liang, Pintu Kota, Siwang ada Ora dan Pulau osi yang keindahannya tidak ada di daerah lain,” kata Dirjen.
Sementara itu, Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutannya yang disampaikan Sekda Maluku Kasrul Selang menyampaikan apresisasi kepada Dirjen Bangda yang telah memilih Provinsi Maluku sebagai tempat pelaksaan workshop ini.
Gubernur mengatakan, dalam upaya aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting, maka pencegahan harus dilakukan melalui intervensi gizi yang terpadu mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif.
Ia menjelaskan, pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting.
Dikatakan, peran perencanaan pembangunan menjadi sangat penting dalam mengintegrasikan perencanaan pembangunan, mulai dari level desa, kabupaten, provinsi dan pusat.
Pemerintah Provinsi Maluku, kata Gubernur melalui program inovasi parenting “Potong Pele Stunting” yang didukung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Maluku sebagai Duta Parenting telah melakukan berbagai terobosan pada lokus stunting di Maluku.
Terobosan ini mengacu pada lima pilar percepatan pencegahan stunting yaitu, komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye, dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan, dan gizi dan pemantauan dan evaluasi.
Sementara itu, Duta Perangi Stunting (Parenting) Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail menjelaskan sejak dilantik sebagai Duta Parenting, pihaknya selalu mendorong pelaksanan aksi Konvergensi melalui OPD-OPD terkait yang dikoordinir oleh Bappeda.
Di hadapan Dirjen Bangda, Widya juga menjelaskan, Provinsi Maluku telah mengukuhkan para Ketua TP. PKK Kabupaten/Kota sebagai Ibu Parenting yang dikenal dengan sebutan bahasa daerah ‘Ina Parenting’.
Semua daerah di Maluku memiliki Ina Parenting dengan sebutan khas daerah masing- masing. Mulai dari Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, dan Buru Selatan.
Misalnya, Mama Parenting untuk Kota Ambon, Renad Parenting untuk Kota Tual, Nina Parenting untuk Seram Bagian Timur (SBT), Asnib Parenting untuk Maluku Tenggara (Malra), Jinang Parenting untuk Kabupaten Kepulauan Aru, Enang Parenting untuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), dan Ngina Parenting untuk Kabupaten Buru. (DAS)
Komentar