AMBON, MARINYO.COM- Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Maluku, Samson Atapary menaruh harapan di tahun 2022 mendatang Maluku sudah mendapat sertifikat untuk laboratorium Aflatoksin.
Harapan ini disampaikan Atapary kepada wartawan di kantor DPRD Maluku, Rabu (14/07/2021), agar kedepan uji Aflatoksin bisa langsung dilakukan di Maluku, tanpa harus dikirim untuk diuji ke luar daerah, seperti Surabaya, Bogor dan Jakarta.
Dikatakan, perjuangan mendapatkan sertifkat alfatoksin merupakan tindaklanjut usulan Pemerintah Daerah Maluku bersama mitra terkait ke Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
“Seharusnya di tahun ini sudah masuk tahap asesmen, namun dikarenakan pandemi Covid-19 sehingga ditunda. Sehingga diharapkan 2022 sertifkat itu sudah kita miliki,”tandasnya.
Sambil menunggu proses dimaksud, menurutnya uji Aflatoksin dari Maluku untuk eskpor pala selama inio masih dilakukan di surabaya. Hanya saja, saat ini Maluku telah mendapat kemudahan berkat kerja keras lintas sektor, terdiri dari Bea Cukai, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku, Balai Karantina dan Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) Ambon, sehingga yang tadinya uji Aflatoksin dengan pengiriman barang hingga ekspor dari surabaya, saat ini hanya sampel yang dikirim untuk uji Aflatoksin, tetapi ekspor-nya dari Maluku.
“Sekarang ada kebijakan baru untuk pemeriksaan alfatoksin, jadi kita tidak lagi kirim pala ke surabaya di bongkar dan masuk gudang surabaya baru labortaorium ambil sampel periksa kurang lebih tiga minggu kemudian di ekspor. Sekarang tidak, lewat OKK Pusat uji alvatoksin barang tidak perlu dibawa ke serubaya, tetapi sampelnya diambil oleh OKKP Ambon dikirim ke surabaya, lalu lewat OKKP surabaya memasukan itu laboratorium untuk diperiksa alvatoksin, sertifkat keluar baru ekspornya,”tuturnya.
Menurutnya, kebijakan ini dibuat sehingga ekspornya tercatat dari Ambon, namun jika tetap melalui surabaya maka produk dari Maluku tetatp terdaftar di neraca perdagangan ekspor Surabaya.
“Jadi seluruh dokumen tercatat dari Ambon. tadi dari karantina pertanian datang untuk mengkoordinasi kira-kira apa yang bisa dibantu terkait hal ini,”ucapnya.
Sebagai Komisaris utama PT Kamboti, Atapary mengungkapkan dalam waktu akhir bulan ini akan dilakukan eskpor pala sebanyak 14,5 ton, yang dibeli dari Banda dengan harga Rp110-115/kg.
“Tadinya untuk tembus di harga itu susah, karena memang dikuasai tengkulak di Ambon jaringan di Surabaya, jadi mereka menentukan harga, padahal harga di eropa cukup tinggi, ini kita coba dorong memutus sekaligus mengangkat harga diri petani kita di Maluku,”pungkasnya. (***)
Komentar